smkn1rotabayat.blogspot.comwww.smkn1-rotabayat.sch.id
Kenapa monyet tidak pernah
bersedih? Karena makan pisang. Apa hubungannya ya? Ini jawabannya sob;
Selain memberikan kontribusi
gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi
dengan cepat bila dibutuhkan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan.
Makanan ringan dari pisang
sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Beragam jenis
makanan ringan dari pisang yang cukup populer antara lain kripik asal Lampung,
sale (Bandung), molen (Bogor), dan epe (Makassar).
Ada laporan yang menyebutkan
bahwa pisang berasal dari Asia Tenggara, Brasil, dan India. Di Asia Tenggara,
pisang diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah
lama berkembang di India, yaitu sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar
sampai ke daerah Pasifik.
Pisang berkembang subur pada
daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Karena itu, di daerah
hujan turun merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa
mengenal musim. Tidak heran, Indonesia, Kepulauan Pasifik, dan Brasil terkenal
sebagai negara pengekspor pisang.
Namun, Indonesia tidak
termasuk dalam 15 negara terbesar di dunia yang mengonsumsi pisang. Masyarakat
di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi
pisang setiap tahunnya.
Berdasarkan cara konsumsi,
pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana
adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah
matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain
adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak,
seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.
Pisang mempunyai kandungan
gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan
dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor,
besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan
serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Energi Instant
Nilai energi pisang sekitar
136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari
karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel.
Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.
Karbohidrat pisang menyediakan
energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi
lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet
saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.
Kandungan energi pisang
merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga
bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang
merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap,
sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat
pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara
cepat tersedia bagi tubuh.
Gula pisang merupakan gula
buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah
dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi
karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir,
selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi,
sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.
Untuk melakukan aktivitasnya,
otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak
untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan
daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak
karena glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya.
Glukosa darah terutama didapat
dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk
menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat
membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis.
Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.
Kaya Mineral
Pisang kaya mineral seperti
kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis
makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100
persen) dapat diserap tubuh.
Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2 mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.
Kandungan vitaminnya sangat
tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram
berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin
B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).
Kandungan vitamin B6 pisang
cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai
koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam
sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini
berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Vitamin B6 juga berperan dalam
metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas
mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas sehari-hari.
@ DR. Ir. Faisal Anwar, MS
Staf Pengajar Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
Staf Pengajar Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar